Kamis, 20 Agustus 2009

Welcoming Ramadhan (1)

Kemarau Agustus membawa suasana kering berangin ke lingkungan kita. Debu beterbangan, berbaur udara panas, apalagi di daerah-daerah yang memang tergolong daerah kering. Tapi angin itulah yang membuat bendera merah putih kita berkibar, menari gagah, tak layu tak lepek oleh hujan. Terimakasih ya Allah, segala sesuatunya menyimpan keindahan tersendiri.

Agustus ini pula kita menyambut bulan terindah dalam perjalanan kalender tahunan kita, bulan Ramadhan. (Meskipun indah tidaknya, mulia tidaknya, kadangkala tak semua manusia bisa merasakan atau menemukan keindahan itu). Maka bersyukurlah, kita masih bias bertemu Ramadhan.

Disadari atau tidak, Ramadhan memberi begitu banyak sensasi bagi rasa kita. Dari sudut mana kita memandang, semua menemukan jawabannya, positif maupun negatif. Mau lihat salah satu sudut pandang, mari kita coba.

1. Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, berkah, dan ampunan

Bagi mereka dengan susut pandang ini, Ramadhan adalah bulan yang mulia karena didalamnya seluruh kasih sayang Allah melimpah ruah, lebih dari bulan-bulan lainnya. Segala kebaikan tercurah pada bulan ini. Ampunan (maghfirah) Allah demikian juga, terbuka lebih lebar dari bulan-bulan sebelumnya. Hal ini tentu sesuai dengan apa yang selama ini diketahui, dikemukakan oleh para ustadz, termasuk ayat yang menyatakan: “ Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengaharapkan Ridha Allah (atau mengetahui ilmu dan perhitungannya), maka baginya maghfirah dari Allah”

2. Ramadhan adalah peningkatan anggaran belanja

Tapi ada juga yang mendapati bahwa anggaran belanja di bulan Ramadhan meningkat cukup signifikan. Uang belanja untuk makan bertambah dari bulan lainnya, anggaran beli baju membengkak, belum lagi ongkos pulang kampong yang harus tersedia. Maknanya, wallahu a’lam. Hanya Allah yang paling tahu nilainya, tapi tentu tidak etis kalau puasa kita sekedar memindahkan waktu makan dengan pemenuhan dendam atas rasa lapar dengan berbagai makanan yang kita buat istimewa dibanding hari-hari lainnya? Salahkah mengistimewakan Ramadhan dengan pengistimewaan menu makanan kita? Mari kita diskusikan pada kesempatan lain.

3. Ramadhan adalah sarana introspeksi dan retrospeksi

Menurut sebagian orang, waktu berlalu lambat di bulan Ramadhan. Namun ada pula yang berpendapat sebaliknya. Waktu sedemikaian cepat berlalu, seolah tak cukup 24 jam sehari untuk waktu istimewa ini. Pelambatan waktu (mungkin lebih tepatnya irama kehidupan) atau justru percepatan putaran waktu adalah saat yang tepat untuk merenung, melihat ke dalam. Melihat apa yang ada pada diri kita, bercermin diri tentang apa yang belum, telah dan akan perlu kita kerjakan. Ramadhan adalah saat untuk melakukan itu, tentunya demi perbaikan diri di masa yang akan dating. Hujatul Haq, Imam Ghazali pernah menyatakan bahwa merenung beberapa saat lebih berharga dari beribadah sekian tahun (angka tepatnya penulis lupa, tentunya dengan pengertian bahwa beribadah meskipun lama tapi tanpa pemaknaan tidak terlalu bernilai. Wallahu a’lam.

4. Ramadhan adalah bulan diskon

a. Diskon belanja

Bagi para pembelanja (shopper), ramadhan adalah bulan dimana berbagai jenis produk fashion dijual dengan diskon gila-gilaan. Ramadhan adalah bulan meraih keuntungan bagi para pedagang. Bulan Ramadhan menjadi waktu perputaran uang dan peningkatan omzet penjualan yang luar biasa. Diskon dan bonus ditebarkan bagi setiap pengunjung pusat perbelanjaan, merangsang orang untuk memebelanjakan uangnya untuk menyambut Idul Fitri, bahkan mulai awal Ramadhan sekalipun.

b. Diskon dosa, bonus pahala.

Tapi, secara maknawi, Ramadhan memang adalah juga bulan yang istimewa. Ibadah puas sendiri istimewa, sebagaimana Allah telah menyatakan hal itu “ Puasa itu adalah untuk Ku, maka hanya aku yang akan menghitungnya”. Karena itu, kalau diandaikan berlaku perhitungan matematis, maka kebaikan yang kita lakukan mempunyai nilai yang eksponensial peningkatannnya dibandingkan hari biasa. Sementara itu, karena kemurahan Nya, setiap pertobatan kita lebih diperhitungkan dan dikabulkan oleh Allah. Sungguh, diskon bagi dosa-dosa kita, bonus pahala yang luar biasa.

Selamat menyongsong datangnya Ramdhan dengan penuh sukacita.

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar